![]() |
Potret saat dan setelah ledakan di Lebanon |
Dilansir dari theguardian.com, Menteri kesehatan Lebanon menyampaikan akibat ledakan itu terjadi bangunan disekitarnya mengalami kerusakan parah dan terdapat korban jiwa 4000 orang luka-luka dan 78 orang meninggal dunia.
Lebanon sebuah Negara yang selama puluhan tahun terjadi konflik berkepanjangan saat ini sedang berduka karena ledakan dahsyat di pelabuhan Beirut, team rescue dan petugas medis bahu membahu mencari korban diantara reruntuhan dan berusaha menemukan korban.
Presiden Lebanon menetapkan kondisi darurat selama dua minggu dikarenakan ledakan dahsyat yang disebabkan oleh sejumlah besar bahan kimia yang reaktif yaitu ammonium nitrat.
Ledakan besar tersebut menimbulkan gelombang kejut diseluruh penjuru kota yang menyebabkan kerusakan yang masif berupa bangunan, kaca-kaca rumah pecah berhamburan, atap bangunan yang roboh dan rumah yang hancur, mobil dan berbagai sarana public disekitarnya.
Ledakan yang terjadi pada Selasa (4/8/20), pukul 18.02 sore tersebut begitu kuatnya hingga bisa dirasakan di wilayah Cyprus yang berada 120 mil dari pusat ledakan di Lebanon.
Polisi dan otoritas terkait masih mencari penyebab ledakan tersebut dan mengintensifkan pertolongan kepada korban yang masih dimungkin bertambah di area ledakan.
Terkait dengan peristiwa ledakan di Lebanon ini, Duta Besar Indonesia untuk Lebanon, H Hajriyanto Y Tohari dalam pesannya melalui whatsap kepada redaksi menyampaikan informasi terkait dan ucapan terima kasih atas perhatian dan doa bapak/ibu sekalian kepada kami .
Bahwa benar telah terjadi Ledakan sangat besar yang telah kami laporkan terdahulu terjadi di Port of Beirut pada pukul 18.02 waktu setempat. Lokasi port berdekatan dengan Downtown Beirut. Tingkat kehancuran dan kerusakan properti terjadi dalam radius beberapa kilometer dari pusat ledakan.
"Sejauh ini belum ada keterangan resmi penyebab ledakan. Sumber awal menyampaikan analisa bahwa ledakan terjadi di salah satu hangar besar yang menyimpan bahan-bahan rentan meledak yang disimpan di pelabuhan. Ada Informasi juga bahwa ledakan besar tersebut berasal dari bahan Sodium Nitrat dalam volume besar yang disimpan di Port. Sodium Nitrat adalah bahan putih yang digunakan utk pengawet makanan dan bisa meledak apabila terkena api", ungkap Hajriyanto.
Berdasarkan pengecekan terakhir seluruh WNI dalam keadaan aman dan selamat. Dalam catatan KBRI, terdapat 1.447 WNI, 1.234 diantaranya adalah Kontingen Garuda dan 213 merupakan WNI sipil termasuk keluarga KBRI dan mahasiswa.
KBRI telah menyampaikan imbauan melalui WAG dan melalui simpul-simpul WNI. Sejauh ini WNI terpantau aman. KBRI telah mengimbau untuk segera melapor apabila berada dalam situasi tidak aman.
“KBRI telah melakukan komunikasi dengan pihak Kepolisian dan meminta laporan segera apabila ada update mengenai WNI dan sepakat akan segera menyampaikan informasi kepada KBRI, 1 (seorang) WNI yang sedang di karantina di RS Rafiq Hariri, Beirut, yang tidak jauh dari lokasi ledakan, juga sudah terkonfirmasi aman” kata Hajriyanto. *(kn/Ar).