![]() |
Audiensi DPC HIPPI dan DPRD Kota Yogyakarta. Foto/Istimewa |
Pertemuan di kantor DPRD Kota Yogyakarta di hadiri Agus Susanto selaku Ketua, Sekretaris I Soeyono, Bendahara I Yudha Pramuditadan Lutfi Al Fikri U, serta Ariyanto Sekretaris DPD HIPPI DIY
Ketua DPRD Kota Yogyakarta Danang Rudiyatmoko, menyampaikan terdapat 26.000 UKM yang belum memiliki Ijin Usaha Mikro (IUM) semenatara yang sudah memiliki IUM baru 4.000 UKM.
“Terkait UKM yang sangat banyak di Kota Yogyakarta ini, dimana ada 26.000 belum memiliki IUM dan baru 4.000 saja yang sudah memiliki IUM, alangkah baiknya segera saja yang belum ber IUM untuk segera mengurusnya", ujar Ketua DPRD Kota Yogyakarta Danang Rudiyatmoko, Kamis, 23 Juli 2020
Menurutnya perlu adanya ide-ide baru dan kreatifitas tentang pengembangan ekonomi secara bersama, sebagai contoh pelaku usaha pariwisata terjadi penurunan pemasukan sementara income atau pendapatan tidak ada, shingga perlu mencarikan solusi terbaik agar bisa pulih kembali ekonomi masyarakat kedepan.
Politisi DPIP itu menyarankan jajaran HIPPI dari pusat sampai daerah kabupaten/kota agar memantau standar kesehatan para pelaku usaha di Indonesia, apabila ada yang akan berkunjung ke daerah tersebut perlu persetujuan dari HIPPI demi terciptanya kepercayaan (trust) terhadap daerah yang akan dikunjungi.
"Sekarang ini yang bisa kita lakukan adalah kebersamaan saling mendukung dan tetap melakukan promosi untuk segala kegiatan” imbuhnya.
Sejak adanya sinyal dibolehkannya pelaku wisata mulai buka usahanya seperti Hotel, Resto, Pusat Oleh-oleh dan Obyek wisata maka euforia masyarakat Yogyakarta khususnya dari luar berbondong-bondong masuk ke semua obyek yang sudah mulai dibuka menimbulkan kekhawatiran terhadap dampak penyebaran Covid 19.
"Kasus Covid 19 yang ada di Yogyakarta ini bukan transmisi lokal melainkan datang silih berganti dari luar daerah", tandas Danang
Karena kenyataan di lapangan para wisatawan yang datang ke obyek wisata di DIY lebih bersifat pribadi dengan bersepeda, motor dan mobil pribadi.
Selain itu, Ariyanto menyampaikan wisatawan yang datang dipastikan tidak rombongan, maksimal hanya dalam satu keluarga. Tidak akan tahu rombongan keluarga tersebut bebas dari Covid, karena dalam jumlah besar tersebut adalah kumpulan-kumpulan keluarga atau perorangan yang tanpa dikoordinir oleh petugas di lapangan dan mereka semua dalam kelompok-kelompok kecil dipastikan tidak saling kenal.
"Rombongan wisata dalam bus jauh lebih aman karena dalam rombongan tesebut secara sosial sudah saling kenal misal satu RT, rombongan pengajian, rombongan anak sekolah, rombongan orang-orang kantor, di bus juga telah ada guide dalam rombongan yang akan selalu mengingatkan dan mengarahkan untuk tetap menggunakan standart protokol kesehatan”kata Arya di audiensi tersebut. *(kn/Ar)